Puisi : Balada Duka dibalik Tawa
Balada Duka dibalik Tawa Muthia Alzhafira Di tengah hiruk-pikuk dunia yang kosong, kata-kata entah dari mana datangnya perlahan menggerogoti tubuh, menggoreskan luka perih di dalam jiwa. Sebagian orang hanya bisa tertawa—tertawa yang menyembunyikan luka yang tak pernah terukur dalamnya. Sementara yang lain terdiam, tak mampu berbuat apa-apa, selain terus menanggung jiwa yang koyak, selalu terbuka bagi derita yang datang tanpa henti. Tubuh ini, yang setiap saat berada di dunia, juga setiap saat diterpa oleh pahit dan perihnya kehidupan, dikelilingi oleh kata-kata yang menghantui. Jiwa pun dipaksa menerima segalanya, tanpa peduli betapa dalam luka yang dipendam di sana. Pada akhirnya, semua orang terpaksa bungkam, menyimpan luka dan derita dalam diam, karena tajamnya kata-kata yang menyayat. Berapa banyak wajah tersenyum, padahal air mata terus mengalir? Berapa banyak tawa yang terdengar, sementara hati dicekam oleh rasa takut?...